TrendNine.id, Jakarta – Jazz Gunung Series yang selalu menghadirkan pementasan musik jazz secara unik dan punya khas tersendiri akan kembali digelar menyusul kesuksesan Jazz Gunung Series pada tahun 2024.
Pada penyelenggaraan di tahun 2025, Jazz Gunung Series hadir dengan dukungan penuh dari BRI. BRI Jazz Gunung Series akan menghadirkan tiga rangkaian events, yaitu BRI Jazz Gunung Series 1 Bromo pada tanggal 19 Juli, BRI Jazz Gunung Series 2: Bromo pada tanggal 26 Juli, dan BRI Jazz Gunung Series 3 Ijen pada 9 Agustus.
Jazz Gunung merupakan salah satu festival jazz pertama yang digelar di alam terbuka, bahkan di ketinggian lebih dari 2.000 meter di atas permukaan laut. Suhu bisa mencapai 6 hingga 7 derajat Celsius.
Sigit Pramono, Founder Jazz Gunung mengatakan bahwa, selama 17 tahun penyelenggaraan, baru tahun ini Jazz Gunung mendapatkan dukungan nyata dari pemerintah lewat kehadiran Vinsensius Jemadu dari Kementrian Pariwisata.
“Semoga dukungan kementerian tidak hanya berhenti di tataran wacana, tapi bisa diwujudkan agar manfaat ekonomi lebih terasa bagi masyarakat sekitar.” ujar Sigit saat konferensi pers (3/7/2025).
Peluang untuk menyempurnakan BRI Jazz Gunung Series terbuka dengan pandangan dari Deputi Bidang Pengembangan Penyelenggaraan Kegiatan, Vinsensius Jemadu yang menyampaikan janjinya untuk mendukung kegiatan event BRI Jazz Gunung Series ini.
“Sebenarnya ada beberapa skema dukungan dari Kemenpar, pertama yang pasti adalah amplifikasi promosi, dimana Kemenpar akan menggunakan semua channel media promosinya, bahkan termasuk LED, Videotron yang berada di depan Patung Kuda bisa kita manfaatkan untuk bisa mengekspos kepada masyarakat luas.”ungkap Vinsensius.
Baca Juga: Harry Toledo Tampil Memukau di Lawu Jazz Festival 2024
Pada Jazz Gunung Series 2025 nanti untuk seri pertama, line up dari dalam negeri yang akan tampil adalah Emptyyy, Jamie Aditya, Kua Etnika, RAN, dan Karimata. Selain itu, tampil pula Chagall, musisi wanita asal Belanda yang mengusung musik elektronik.
Sementara untuk seri kedua, line up dari dalam negeri yang akan tampil adalah Monita Tahalea, Tohpati Ethnomission, Bintang Indrianto, Lorjhu’, Natasya Elvira, dan Sal Priadi. Selain itu, ada juga musisi asal Perancis, Rogue.
Dewa Budjana dan Bintang Indrianto yang menjadi kurator, menyebut pemilihan line up juga melibatkan diskusi dengan Sigit Pramono selaku Founder dan Bagas Indyatmono selaku CEO dari Jazz Gunung Indonesia.
“Ya pastinya di setiap event itu ada yang legend-nya, terus harus menampilkan musisi muda juga,” ungkap Dewa Budjana.
Sementara, Bintang Indrianto menegaskan bahwa di Jazz Gunung itu ada legend, ada etnisnya juga, dan ada inspiration yang dari anak muda. “Kita selalu menerapkan itu dalam setiap mentukan musisi yang bakal tampil.”pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Andy F Noya, Advisor Jazz Gunung Indonesia mengatakan, “Ada satu yang unik dari Jazz Gunung, selain memang tempat atau venuenya di ketinggian, tapi kita bisa melihat bahwa selama ini musik Jazz itu dianggap terlalu ekslusif kemudian segmentasinya sempit sekali padahal Jazz sebagai musik itu sifatnya universal.”
Dari pemikiran tersebut Jazz Gunung Series membuka diri bagi kesenian yang lain yaitu sendratari, kesenian tari, atau kesenian dan tari.
Sebelumnya Jazz Gunung pernah sukses membawa kolaborasi musisi Didi Kempot dan Bu Temu sebagai maestro Sinden. Antusias penonton yang kala itu turut menyanyikan lagu yang mereka bawakan membuat even tersebut semakin semarak.
Dampak Ekonomi Jazz Gunung Series
BRI Jazz Gunung Series 2025, diharapkan akan lebih baik terhadap dampak sosial ekonomi lewat penyelenggaraan festival yang diperpanjang menjadi dua hari dengan jeda seminggu.
Selaku founder, Sigit menambahkan bahwa event jazz ini juga memberi manfaat ekonomi yang dirasakan masyarakat sekitar Bromo: dari hotel, homestay, penyewa jeep dan kuda, hingga warung-warung kecil.
“Kalau ada 2000 penonton, maka butuh 1000 kamar. Kami hanya punya 80, sisanya tersebar di sekitar Bromo, Pasuruan, Probolinggo, hingga Malang,” terangnya.
Di tahun ini, mereka juga memperluas dampak sosial ekonomi lewat penyelenggaraan festival yang diperpanjang menjadi dua hari dengan jeda seminggu.
Beberapa rangkaian salah satunya dengan adanya pameran UMKM, seni, dan budaya. Kegiatan ini juga didukung oleh ISI Yogyakarta dan diharapkan mampu meneteskan manfaat ekonomi lebih luas ke komunitas lokal. (*)
Editor : Huda
TrendNine.id, Jakarta – Ascott Regional Jakarta, Bogor, dan Bekasi menyelenggarakan kegiatan World Cleanup Day 2025…
TrendNine.id, Jakarta — Di bulan September ini ARTOTEL Gelora Senayan menghadirkan berbagai program menarik yang…
TrendNine.id, Jakarta — Artotel Group menambah portofolio hotel dengan secara resmi membuka ARTOTEL Harmoni -…
TrendNine.id, Cibubur - Bagi tamu atau pengunjung yang ingin memanjakan lidah sekaligus menghadirkan suasana hangout…
TrendNine.id, Jakarta - Jakarta memilih bandara sebagai panggung branding global dengan berani tampil di Dubai…
TrendNine.id, Jakarta - ASTON Kemayoran City Hotel merayakan anniversary ke-5 mereka dengan penuh suka cita…